Minggu, 06 April 2014

Krisis Perubahan Iklim Melanda Dunia Arab

Bencana perubahan iklim 

telah menimbulkan kerugian langsung sebesar US$12 miliar di dunia Arab dalam 30 tahun terakhir.
Hal ini terungkap dalamlaporan terbaru Bank Dunia berjudul “Adaptation to a Changing Climate in the Arab Countries” yang diterbitkan Rabu (5/12).
Data-data terbaru menunjukkan, kondisi suhu dan kekeringan di dunia Arab akan semakin parah pada masa datang. Banjir bandang di lembah sungai Nil akan semakin sering terjadi.
Banjir besar yang terjadi pada 2006 merenggut 600 korban jiwa dan lebih dari 118.000 orang terkena dampaknya. Lembah sungai Yordania juga mengalami bencana kekeringan terparah dalam 5 tahun terakhir sebelum akhirnya berakhir pada 2008.
Dan saat dunia mencetak rekor suhu tertinggi pada 2010, lima dari 19 negara yang mengalaminya ada di dunia Arab, termasuk Kuwait, yang mencetak rekor suhu 52,6 °C pada 2010 sebelum naik menjadi 53,5 °C pada 2011.
Bank Dunia menyeru pemimpin dunia Arab agar menunjukkan tekad yang kuat untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terutama untuk menghindari ancaman krisis pangan dan air.
“Mengurangi risiko perubahan iklim memerlukan keterlibatan semua pihak. Diperlukan kepemimpinan politik untuk menjadikan aksi perubahan iklim sebagai prioritas nasional,” ujar Rachel Kyte, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Sebagian penduduk dunia Arab saat ini menikmati kekayaan yang bersumber dari minyak dan cadangan bahan bakar fosil, namun sebagian penduduk lain berisiko terkena dampak perubahan iklim. Wilayah yang akan terkena dampak perubahan iklim paling parah adalah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Menurut Bank Dunia, walau dunia Arab telah beradaptasi dengan perubahan iklim selama berabad-abad, namun risiko perubahan iklim saat ini terjadi semakin cepat. Cuaca ekstrem bisa mengacaukan industri wisata dan pertanian yang bernilai US$50 miliar per tahun yang menjadi sumber ekonomi masyarakat di wilayah ini.
Beberapa negara Arab seperti Qatar dan Uni Emirat Arab telah berupaya beralih ke pembangunan berkelanjutan dan teknologi energi bersih dengan berinvestasi besar-besaran di sektor ini. Namun upaya positif ini belum diikuti oleh negara-negara teluk yang lain.
Tanpa aksi perubahan iklim, dunia akan semakin cepat menuju kenaikan temperatur 4°C. Komitmen negara Arab – bersama dengan negara maju lain – diuji untuk menekan suhu bumi dan mencegah dampak negatif dari perubahan iklim.

0 komentar:

Posting Komentar